Bandung saat ini saya lihat begitu padat. Berbeda dengan Bandung saat dulu, ketika saya belum lahir.
tapi bukan itu yang akan saya ceritakan, tapi ini soal bagaimana seorang anak SMA yang kurus yang tidak pintar yang ingin sekali kuliah di salah satu institut teknologi ternama di Bandung. konon hampir setiap hari anak ini belajar sepulang sekolah hanya untuk bimbingan belajar demi meraih cita-citanya. segala jenis uji coba tes ialah try out sering dia ikuti. kamu pikir dia lolos kan? tentu tidak. dia selalu gagal dalam try out. sampai menjelang ujian masuk perguruan tinggi pun nilai try out nya masih rendah dan pengajar bimbel menyarankan dia masuk jurusan peternakan dengan grade yang lebih rendah. kamu pikir dia tidak berdoa agar bisa masuk kampus idamannya kan? tentu tidak. doa nya bahkan lebih kencang dibanding belajarnya. hehe segala solat malam dia tekuni pula. sampailah pada akhirnya dia tes masuk perguruan tinggi. pasti kamu pikir dia tes hanya sekali? tentu tidak, nyatanya dia tes sebanyak 7x. sehingga apa? sehingga pada saat itu dia gagal masuk kampus idamannya.
iya gagal
sekarang kamu pikir hidup ini tidak adil bukan? tentu tidak. perna seorang seniman Bandung di tanya, "mengapa Tuhan tidak menampakkan dirinya". lalu seniman ini menjawab, "karena Tuhan maha adil, kalo dia menampakkan dirinya, kasihan sama orang buta, mereka ga bisa lihat."
oke, mungkin tidak ada korelasinya. namun, anak ini saat itu percaya bahwa apa yang telah ia lakukan tidak sia-sia. ditempalah ia di salah satu perguruan tinggi negri di jawa tengah. dengan jurusan yang selalu ia dambakan ( dambakaaaaaan~ ). baginya 4 tahun itu ialah masa-masa paling bahagia sepanjang ia bersekolah. lihat bukan, bahkan Tuhan tidak akan membiarkan hambanya bersedih. setelah lulus dari situ, anak ini bekerja di jakarta sesuai dengan bidang kemampuannya.
berselang setahunan, ia mencoba kembali memasukan berkas lamaran untuk melanjutkan studinya di kampus yang dulu dia inginkan. kali ini hatinya tidak menggebu-gebu seperti dulu. lebih santai dan mengikuti semua alur tes nya dengan khidmat. mengalahkan khidmatnya orang upacara bendera. kamu pikir dia lolos kan kali ini? tentu tidak.
dia tidak serta merta lolos begitu saja, butuh beberapa tes yang nilainya masih kurang mencukupi. belajarlah lagi untuk mencapai apa yang ia inginkan dan mengikuti tes lagi. sampai suatu ketika pengumuman itu ia dapatkan namanya disana dengan kategori lulus. lihatlah, bukankah Tuhan mengabulkan doa anak ini, bahkan setelah 6 tahun berlalu sekalipun. begitulah bagaimana Ia bekerja dalam kehidupan manusia. membuatnya mencapai titik kesabaran dan keikhlasan yang paling dalam.
saat ini anak tersebut resmi menjadi mahasiswa di kampus yang dulu ia cita-citakan. mengutip dari seniman yang sama, "kamu seharusnya bangga menjadi mahasiswa. tau kenapa? bahkan Tuhan tidaklah maha siswa".
kampus ITB, foto ini persis di depan kampus arsitektur.
ditulis sambil merem melek.