08 Januari 2010

Tembalang Sendiri

Saya diaz, mungkin sebagian dari kalian sudah kenal. Kenal saya, kenal keluarga saya, kenal pak RT saya, kenal presiden saya juga.

Saya diaz yang kebetulan hidup di tembalang, sebuah daerah kecil di Semarang. Yang terkenal dengan Universitas Diponegoro-nya. Karena apa? Karena di sana ada dia. Dan pada dia lah saya bersekolah. Dia itu Universitas Diponegoro kebanggaan saya.

Awal taun ini, taun 2010 ini, saya meniatkan diri untuk tinggal di Tembalang dalam rangka menemani gita yang sedang senang berujian. Ujian semester. Semester satu ini. Dengan beralibi mengikuti semester pendek atau yang disingkat SP, saya datang membawa kejutan buat dia. Bukan dia Undip, tapi dia kekasih saya yang bernama gita itu.

Oh dia mau marah karena merasa saya tipu. Memang saya sempat membohonginya saat itu, saya bilang ingin pergi ke Bandung, dan nyatanya saya malah datang ke tembalang, ke kost gerangan yang di sebut-sebut. Tersenyumlah dia, tertawalah dia, walau katanya ingin marah karena tidak suka saya bokongi*. Siapa juga yang suka di bokongi kan?

*bokongi sebuah kata yang tidak bermaksud memberi bokong kepada seseorang, melainkan sebuah plesetan kata dari kata bohong.

Keseharian saya tidak jauh beda seperti di Tangerang, hanya main laptop, nonton film. Bedanya, di Tangerang saya bisa bermain dengan teman SMA saya, di Tembalang saya bermain dengan gita. Di Tangerang saya makan teratur dan tidak pernah lapar, di tembalang segala makan mesti di rapel, atau di satukan, seperti contoh makan pagi dan siang jadi jam 11, lalu makan siang dan malam jadi jam 6.

Tak sabar saya rasanya ingin kembali ke Tangerang, di sini teman-teman arsitek saya belum pada datang. Hanya gita yang menemani saya, yaa memang sudah sewajibnya begitu karena saya datang ke sini khusus untuk dia, maka dia juga harus menemani saya. Sayang dia masih ujian, semoga cepat selesai yaa, biar kita sama-sama pulang ke Tangerang, seperti janji sya untuk bisa pulang bersamaan dengannya.

Tembalang, 7 Januari 2010. Dimana saya belum bayar kost dan sedang sendiri di kost.

Welcome 2010

Dunia ini memang bulat, seperti bola bulatnya, seperti bakso juga bulatnya, seperti topi saya bulat. Kalo tidak bulat bukan topi saya. Saya tau, harusnya bundar kan, biarlah saya menulis bulat. Toh itu juga topi-topi saya. Jadi terserah saya mau berbentuk apa topi itu jadinya. Iya kan?

Ngomong-ngomong soal topi, 2 minggu sebelum taun baru ini saya pulang ke Tangerang, bersama sodara saya yang tidak mau saya sebutkan, sodara saya yang masih kecil kelas 5 SD. Saya tinggalkan kekasih saya di sana, di tembalang sendirian. Tidak tega saya sebenarnya, tapi saya juga kasian sama ibu saya yang menelpon karena rindunya. Maka saa itu saya putuskan untuk pulang, karena kebetulan juga kuliah saya telah usai. Usai untuk smester satu ini. Saya pulang bersama sodara saya yang tadi saya sebutkan itu, dia juga berlibur ke Tangerang. Yasudah lah taj mengapa, dengan dia ikut ada alasan saya buat ke Semarang lagi dalam rangka bertemu gita kekasih saya kan 

Pertanyaannya, apa hubungan topi dan kepulangan saya??
Sebenarnya tidak ada, itu saya buat kisah topi bulat hanya untuk pembukaan cerita saja, di bawah tidak akan ada lagi cerita tentang topi tersebut. Saya janji. Janji seperti orang besar kepada rakyat jelata.
2 minggu ini cukup lah saya meladeni sodara saya yang susah di atur itu, dia itu anak yang susah mandi dan doyan makan. Sehingga apa? Yap, giginya tebal. Tebal akan jigong yang mengerak. Rambutnya juga bau karena jarang keramas. Sekalinya mandi hanya 5 gayung saja. Dan taraaaa! Mandi tidak mandi bisa di pastikan sama saja.

Mengingat hal itu, saya jadi teringat masa sekolah dasar saya. Waktu itu memang saya kurang peduli dalam daya tarik atau tebar pesona. Jadi sikat gigi dan keramas itu bisa dihitung pake jari kaki. Oh tuhan, tapi sekarang saya tidak seperti itu lagi, makanya seorang gita bisa mau sama saya. Hahaha. Entah apa jadinya kalo kebiasaan itu muncul lagi.

2 minggu itu sebenarnya adalah akhir dari sebuah tahun yang kita sebut 2009. Jadi setelah 2 minggu itu pastilah kita bertemu 2010. Apa saya bisa di anggap benar? Penyambutan tahun baru ini amat lah meriah, iya saya dan keluarga merayakannya dengan pesta mendengkur. Ada ayah saya yang tidur duluan, dengan alasan mau persiapan tahun baru. Ada ibu saya dan sodara saya yang juga tidur. Ada saya yang tidur 1 jam sebelum datangnya tahun baru, dan kakak saya 1 jam setelah tahun baru.

Ahh kenyang kami, kenyang tidur malem ini.

Sebenarnya saya mau berkeluh kesah panjang-panjang, tapi sialnnya tembalang sedang hujan deras, mati lampu pula. Mata saya jadi sakit sendiri melihat layar yang terang ini. Yasudahlah, saya kan cuma ingin pamer bahwa kemarin saya turut merayakan malam tahun baru, yaaa walaupun bersama bantal guling.

Semoga 2010 kita bisa lebih jaya yaa, akhir kata saya ucapkan selamat jalan bagi yang berjalan dan selamat menempuh hidup baru buat siapa pun yang menikah.

(Ditulis dengan ekspresi ketakukan karena sedang badai)