15 September 2009

Bersepakan Bola

Panas sekali di tembalang ini, panasnya menembus kulit sampai harus mengeluarkan keringat. Tak pernah saya sangka bakal sepanas ini jadinya. Dan kulit saya pun, ohh!
Oh iyaa, saya di ajak mereka untuk bermain futsal, rencananya bakal main hari terakhir kuliah ini. Hari terakhir karena besoknya mau liburan lebaran. Rencananya bakal main malem-malem jam 12. Rencananya teman-teman sekelas pada mau datang, khususnya para pria. Rencananya sudah matang, matang sekali. Bahkan waktu setengah matang itu, sempat gagal karena acara berbuka puasa terus. Dan akhirnya, akhirnya mereka dapati hari ini, hari yang sangat tepat untuk bermain futsal ini, hari yang gelap ini.

saya terlihat bersemangat sekali yaa menceritakannya. Padahal saya merasa bingung, saya bingung karena saya sadar, iyaa saya sadar kalau saya tidak bisa bermain bola. Bola kaki tepatnya, atau sepak bola juga tidak bisa. Terakhir saya bermain bola itu ketika masih sekolah dasar. Iya saya dan teman saya nico mirip sekali seperti Tsubatsa dan Misaki. Nico Tsubatsa dengan tendangan MACANnya, dan saya dengan apa yaa? Saya lupa si Misaki itu bisa apa. Tapi tidak penting lah itu. Keadaan berubah ketika saya di sunat, saya sembuh setelah 3 minggu, itu karena anu saya yang waktu itu sedang tumbuh kembang tersepak oleh bola, tidak kencang sih memang. Tapi cukup membuat saya sakit. Sampai kelas enam itu saya sibuk dengan belajar karena mau menghadapi ujian. Lalu sekarang, Ohh mereka memaksa saya, dan saya tidak bisa menolak. Maka jadilah saya malam ini berangkat.

Jadi ingat kejadian waktu SMA dulu. Dulu itu di sekola saya selalu ada kegiatan pertandingan sepak bola antar kelas. Namanya LIBALITANG, kepanjangan dari Liga Bola Lima Tangerang. Lima itu maksutnya nama sekolah saya, SMA 5. Kalau tangerang itu nama kotanya, kota tangerang.

Saya yang ketika itu ingin hadir sebagai penonton malah dipaksa main karena kelas saya itu kekurangan pemain. Padahal saya sudah menolak, tapi seberapa pun kerasnya saya menolak tetap saja dipaksa. Mereka itu entah kemana malah lepas tanggung jawab, dan saya yang harus menjawabnya. Jadilah saya di sana, di depan gawang itu. Ternyata tanahnya sungguh kacau, tanah di gawang musuh berisikan becekan yang sudah menyerupai danau, dan di gawang saya persis seperti kotoran sapi yang teraduk-aduk menjadi lembek itu. Ihhh saya sampe jijik mengingatnya. Mereka, para musuh terlihat keren dengan pakaian mereka, celana, baju, dan sepatunya. Saya? Saya hanya telanjang kaki pada saat itu. Dan menggunakan kaos biru bertuliskan skater.

Permainan di mulai, dan untuk beberapa menit pertama gawang saya masih aman. Aman karena pemain belakang yang selalu di dekat saya dan melindungi saya. Saya sendiri lebih terlihat seperti sedang berdoa. Sampai gol pertama tercetak, dan di susul dengan gol-gol fantastis berikutnya.

Satu kejadian yang bikin saya malu itu ketika saya menendang bola. Awalnya baik-baik saja ketika saya melempar dengan tangan, sampai teman saya bilang untuk menendang. Karena dia pikir dengan menendang, bola akan lebih jauh terlempar dibandingkan dengan tangan. Oke saya coba, dan “SEMPAK!” (ini efek suara menendang). Saya tendang itu bola sekencang-kencangnya seperti orang yang sedang berlari kencang. Tapi astagfirullah, bola itu tidak ke depan, tapi hanya naik ke atas lalu turun ke bawah dan saya tangkap lagi karena takut di tendang lawan. Masya Allah, malu lah saya seketika itu. Ingin nyengir tapi bibir kering sekali karena haus, dan kering juga karena lumpur. Tanpa berpikir mesum, saya lempar saja itu bola ke depan. Untuk nantinya di lanjutkan oleh teman saya ke gawang musuh.

Pertandingan itu berakhir juga, dan hasilnya sangat memuaskan. Iyyaa 7-0 untuk kekalahan saya atas adik-adik kelas saya. Saya pulang dengan senyum sumringah, aya tidak merasa salah. Karena saya sudah berusaha, toh sebelom pertandingan itu saya sudah bilang pada rekan-rekan atas ketidak mampuan saya bermain bola. Mereka yang memaksa kan! Setelah pertandingan itu, mata saya jadi merah karena kemasukan tanah. Ckckck!

Fuuuhhh, kembali ke kehidupan saya yang baru. Sebentar lagi jam 11. Teman saya akan menjemput untuk bermain. Saya harap hanya menjadi penonton, jangan sampai jadi alat hiburan seperti dulu itu. Sakit hati ini. Hhe!

hari ini main futsal lalu lanjut saur bersama, sorenya ada buka bareng angkatan 09 dan 08 beserta kajur dan sekjur. Besok saya beli tiket. besoknya lagi saya pulang ke tangerang. Rindu saya pada mereka, keluarga dan teman-teman. Saya mau pulang!:)



ini saya yang baru bangun tidur dilapangan!