18 Oktober 2009

Horor Walang Wesu

Sebelumnya saya ingin mengucapkan maaf kepada kalian, kurang lebih maaf ini karena saya tidak menepati janji saya. Waktu itu saya kan sempat berjanji akan rajin menulis setelah saya masuk di dunia perkuliahan, karena pada saat itu saya sibuk belajar buat masuk perguruan tinggi negri. Percayalah itu adalah perjuangan tersulit saya. Saat ini saya sudah berkuliah, dan ternyata dugaan saya salah. Saya jadi semakin jarang menulis. Semua itu karena saya jadi sibuk sama tugas dosen yang isinya gambar ini gambar itu. Untung saya mencintai tugas saya ini. Tugas yang memang saya nanti sedari dulu. Tugas seorang arsitek :)

Kali ini saya ingin menulis cerita serem ah, cukup untuk semua kekonyolaan yang perna saya ceritakan. Hidup saya kan tidak semonoton itu, ada kalanya saya punya pengalaman mistis.

Sebenarnya sudah beberapa minggu yang lalu horor ini terjadi. Saya tepatnya hari minggu itu sedang menerangkan tugas kepada teman saya di kampus. Ketika itu kampus sangat sepi, bukan hanya karena hari mingu, tapi juga karena pada saat itu masih terhitung libur lebaran. Setelah ngomong ini itu saya beserta teman-teman tidak langsung pulang ke kostan untuk mengerjakan tugas, kami lebih memilih bersenan-senang dulu. Mumpung teman saya itu ada yang membawa mobil. Tujuan kami adalah tempat paling horor di semarang, apalagi kalo bukan lawang sewu (pintu seribu).

Kami, ada saya, tata, erik, kevin, nora, catur, ayu, dan aga (yang punya mobil). Kami hadir siang-siang waktu itu, sehingga tidak butuh lah itu pemandu wisata. Apalagi catur sudah sering ke tempat itu, dia hapal tempat itu bak rumahnya sendiri, iya seolah-olah dia memang pernah tinggal di situ lalu di usir oleh dukun saking tidak muatnya tempat itu di huni oleh hantu.

Semua baik-baik saja, saya tidak merasakan apapun selain angin-angin hangat. Ini angin hangat sekali, angin yang keluar dari dubur saya. Oh saya kentut rupanya. Semua aman sampai ketika kami mengikuti ekspedisi bawah tanah. Di sana gelap sekali, becek pula. Hanya butuh Rp 7000 untuk bisa masuk ke bawah sana. Sudah dapet sepatu boot dan senter sebagai penerang. Kedua benda ini hanya di pinjamkan, tidak boleh di bawa pulang. Lalu kami juga dapet stiker (boleh di bawa pulang), lalu seorang pemandu (bisa saja di bawa pulang, tapi untuk apa?)

Kami semua turun kecuali catur, dia kapok katanya dan lebih memilih menunggu di atas. (perhatikan catur tidak iut ekspedisi tersebut). Saya berada paling belakang waktu itu, di depan saya ada ayu dana nora, mereka saling bergandeng tangan. Kenapa saya ada di belakang? Karena saya tidak bisa maju ke depan, tempat itu sempit. Sial saya berada di belakang terus selama perjalanan. Ketika itu saya liat ayu adalah orang yang paling merasakan kebradaan hantu.

Ekspedisi selesai, saya tidak merasakan apa-apa. Saya liat ayu menangis dan terkadang tatapannya kosong, lalu seorang pemandu membersihkannya. Ayu kembali ceria walaupun masih setengah syok. Setelah kami tanya dia waktu pulang, dia bercerita kalau selama perjalanan dia melihat lorong itu penuh dengan orang-orang yang memandanginya, padahal saya tidak lihat apa-apa saat itu. Dan dia si ayu itu katanya sempat memeluk tangan saya, lalu ketika dia liat tangan itu, ternyata bukan tangan saya, melainkan tangan catur, dia kaget dan selama ekspedisi itu catur berada di sampingnya sambil memandanginya terus. Sepertinya yang sudah saya beri tau, catur berada di atas saat itu dan tidak ikut ekspedisi. Hiii saya jadi horor sendiri.

Ayu takut dan pulang ke kostan nora (sebenarnya juga karena kostan dia dikunci ibu kost yang mau pergi). Saya juga kembali ke kostan saya, begitu juga dengan teman-teman yang lainnya. Catur mengerjakan tugas di kostan saya bersama yunam (yang sepertinya marah karena tidak di ajak jalan-jalan tadi). Saya ngntuk dan langsung tidur, toh saya juga sudah selesai megerjakan tugas. Saya tak sadarkan diri sampe jam 10, catur dan yunam pamit pulang karena tugas mereka telah usai. Saya antarkan mereka keluar kamar, keluar kostan saya. Saya masuk kamar lagi untuk melanjutkan tidur saya. Saya sempat baca sms, oh ada gita kekasih saya dan ada sms dari ayu juga. Keduanya tidak saya balas, karena ngantuk itu sudah sangat memuncak. Yang saya baca sms dari ayu itu seperti ini “diaz lu ada di kostan gag? Gw ama nora ke kunci, bole numpang berteduh kan?”.

Besok pagi, saya balas itu sms sambil bercanda “yu, masih butuh tempat berteduh? hhe”. Selang beberapa menit, dia pun membalas “emang gw sms apa yas?”. Saya tulis lagi apa yang dia smskan pada saya. Dan ayu tiba-tiba menyuruh saya datang ke kostan tata. Saya tidak pedulikan, lalu deni (teman saya juga) menuruh ke kostan tata. Ada apa ini, apa ada pesta di kostan tata? Pikiran saya pun mulai senang dan segera menuju lokasi yang jaraknya juga tidak jauh dari kostan saya.

Sesampainya di sana, sudah ada catur, tata, nora, ayu, deni. Mereka memandangi saya seolah-olah mereka merasa kasian dengan saya. “el el.elu di sms apa yas ama ayu” ini deni yang ngomong kadang emang suka gagap dia. Lalu saya tunjukan itu sms kepada teman-teman saya. Dan horor pun terjadi.

Tata bilang, itu sms bukan ayu yang nulis, pas jam sms itu sampe kira-kira jam 9 lewat, ayu bahkan teman-teman yang lainnya berada di depan kostan saya tanpa memegang hape, mereka tertawa dan saya sedang tertidur. Lalu deni menenangkan saya dengan nasibnya. “tenang yas, lah.lah gw malah smsan ama ayu jam 12, untung lu gag bales tu sms”. Tata gag mau kalah seru “sms! Gw malah tleponan yas!!”. Jadi setelah ayu dan nora pulang dari kostan saya untuk kembali ke kostan nora, ayu kesurupan. Sekitar jam 12an lah itu. Lalu deni yang sedang nginep di kostan tata smsan ama ayu yang ternyata bukan ayu, dan gag ada di inboxnya. Nora tlepon tata buat liat kondisi ayu. Tata dan deni melesat bagai kuda yang ingin bercinta malam-malam itu. Disana, dikostan nora masalah rumit katanya, dari bapak kost yang marah-marah, tata nyium bau melati, deni liat bayangan, semua itu berakhir sampe subuh dikostan tata. Dan saya disuruh datang itu, dan saya dengar cerita itu dan saya sembari menenangkan suasana langsung berdiri bak tokoh jagoan di film-film horor bioskop “kita harus kembali ke lawang sewu!!!” dengan gagahnya saya ucapkan hal itu, persis seperti di film horor indonesia. Hhe..

Setelah kejadian tersebut, semua kembali normal, ternyata si ayu itu di ikuti seorang wanita belanda, yang akhirnya jadi ngikutin catur. Iyaa mereka, catur dan ayu itu yang paling bisa melihat. Kata si catur, doi ngikutin masih tau sopan santun. Kalo masuk kamar mandi atau masuk kamar tidur, doi setia nunggu di luar. Weleh, ini orang belanda tau sopan santun juga yaa.

Aduhai sekian sajalah, saya sudah harus bertugas lagi. Ini saya kasi bonus foto saya di walang wesu, eh lawang sewu! Enjoy it :)