entah lah apa yang terjadi pada siang ini. seolah semua berubah menjadi mendung, petir menyambar di sudut kanan saya ada chris jhon, lalu di sudut kiri saya ada big show. mereka menyambar atas kehendak mereka, membuat saya ingin, atau harus lekas pergi dari tempat saya menaruh pantat siang itu.
ya harus. maka segera saya pamit dihadapan teman saya yang sedang asik terbawa suasana rapat tersebut. sampai dapat izin untuk pulang.
saya pun berlari melewati lorong-lorong bangunan tua, melewati sekumpulan orang yang mereka sebut mahasiswa di depan orang yang mereka sebut pegawai pengajaran. maaf saya tak sempat menyapa, bukan saya sombong. tapi saya hanya ingin. ingin mem-poke perut mahasiswa yang gendut tanpa basa-basi dan lalu berlari lagi. biarlah mereka berpikir apa???
saya tunggai kuda saya, yang bagian bawahnya berwarna hitam dan sebgian lainya berwarna biru. saya jalankan sehingga ia tidak berbunyi "iiiihhhhaaaaay" bunyi apa ini, seperti lekong bukan seperti kuda. tapi berbunyi "sccckksbrrrrrrdrrrdrdrrrdr" begitu dan saya jalan.
saya akui serangan itu begitu dekat, menyapaku seolah mereka menyerang tanpa rencana, taktik gerilya ini di luar dugaan dan di luar biasa. sehingga saya kurang bisa mengatur strategi. dalam perjalanan menuju medan perang pun saya merasa lelah, walaupun dekat tapi terasa dekat karena memang sebenarnya dekat koq. sungguh.
saya parkirkan kuda saya barusan di tumpukan batu yang disemen ketanah membentuk sebuah ruang yang diberi nama carport. saya masuki 2 pintu gerbang menuju medan perang tersebut.
sial bung, gerbang pertama memiliki kode! maka dengan keringat bercucuran saya membukanya dengan mudah. karena sudah hafal kodenya.
saya buka penutup kaki saya, ketika melalui gerbang kedua. saya membuka penutup kepala saya yang keras, saya membuang entah kebagian mana itu tas saya. seolah saya sudah siap menghadapi pertempuran ini dengan dibantu satu sahabat. satu perajurit terbaik saya. hmmm saya yakin dan kami yakin. kita menang.
lembah perang itu kami masuki. merka semakin siap menyerang, semakin dekat. tapi tidak semudah itu ternyata. di lembah tempat medan perang itu banyak rakyat yang harus kami selamatkan sebelum mereka menjadi makan korban. lekas selamatkan.
maka benar-benar di luar dugaan. musuh menyerang lebih dulu. serangan ini begitu mengagetkan dan begitu memasrahkan. apa yang sudah saya perjuangkan terasa sia-sia. walaupun rakyat jelata dari dusun jeans sudah berhasil diselamatkan. namun sahabatku terkenanya dia. serangan itu.
saya teriak "shiit maan" dengan tanda seru.
segera saya mengambil nafas panjang walaupun berat. saya kembali berperang sendiri. menghadapi jutaan peluru berikutnya. yang datang bertubi-tubi
setelah sekian cepat, maka perang ini usai. saya tau saya akan menang. karena harus. karena saya tokoh utamanya. tapi rasanya tidak sanggup melihat perajurit ini terkulai lemah. sehingga sesegara itu saya menyelamatkannya. memberikan ia air segar. membersihkan ia dari serangan peluru dan membersihkan lembah dari bekas-bekas serangan tadi.
hampir 10 menit saya berusaha membantunya. sampai akhirnya dia mengembuskan kentut yang terakhir. hmmm saya menghela nafas walaupun tak ingin. saya relakan kepergiannya dengan penuh hormat. saya ambil peti mati berwarna putih dengan logo indomart di desa. saya masuki prajurit tadi kedalamnya. dengan penuh hormat segera saya kubur dalam-dalam. tanpa mendoakannya. karena saya rasa tidak perlu.
lalu saya kembali ke desa. memandangi mereka. prajurit saya yang lain. mereka banyak yang sedang dalam pengobatan berjemur di bawah sinar matahari yang panas. dan hanya sedikit yang siap menemani saya ke dunia luar lagi. maka dengan penuh rasa hormat saya hormati mereka. dan lekas memilih salah satu diantara yang sudah siap untuk menemani saya segera. untuk melanjutkan suasana rapat tadi.
maka sampai jumpa sahabatku. prajuritku. cawat/R32-6
semoga kau diterima disisi orang lain seperti pemulung yang siapa tau masih membutuhkan. karena tidak mungkin kamu saya perjual belikan di awul-awul. yaitu tempat mereka menjual prajurit dan rakyatnya. akhir kata, terhitung prajurit tinggal 18 di desa. fiuuh.. masih aman.
maka dalam perjalanan menuju dunia luar saya berpikir.
.
.
.
.
.
.
.
"oh makan apa saya. sehingga bisa mencret begini. hiks" T.T